Sulut1news.com, Manado – Di tengah tantangan kesehatan nasional yang semakin kompleks, RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado akhirnya menorehkan tonggak sejarah dengan menggelar Topping Off Ceremony untuk Gedung Pelayanan Kanker Terpadu. Acara ini tidak hanya menandai penyelesaian struktur utama gedung, tetapi juga menjadi simbol perlawanan kolektif terhadap lonjakan kasus kanker yang ada di wilayah Indonesia Timur, di mana akses layanan kesehatan sering kali terhambat oleh jarak dan infrastruktur terbatas.
Seremoni ini diwarnai dengan pengadukan semen simbolis dan pelepasan burung merpati, dipimpin oleh Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, bersama Wakil Menteri Kesehatan dr. Benjamin Paulus Octavianus, Sp.P(K), serta Direktur Utama RSUP Kandou Prof. Dr. dr. Starry H. Rampengan, Sp.JP(K), MARS. Kehadiran mereka menegaskan komitmen pemerintah pusat dan daerah dalam memperkuat sistem kesehatan, khususnya untuk mengatasi ketidakmerataan akses bagi pasien kanker dari Sulawesi Utara hingga kawasan timur Nusantara.
Prof. Starry H. Rampengan menekankan peran strategis rumah sakitnya menjadi benteng utama dalam penanganan kanker. "Gedung ini akan meningkatkan kapasitas kami secara signifikan, mempercepat proses penanganan, dan mengurangi antrean panjang yang selama ini menjadi keluhan utama pasien," ujarnya dengan penuh optimisme.
Menurutnya juga fasilitas baru ini akan menjadi pusat rujukan nasional, membantu ribuan pasien yang sebelumnya harus menempuh perjalanan jauh ke pulau Jawa untuk mendapatkan perawatan berkualitas.
Gubernur Yulius Selvanus pada kesempatan ini menyoroti tantangan birokrasi yang sering menghambat kemajuan di sektor kesehatan. "Kita semua haus akan kemajuan yang cepat, tetapi kita harus memprioritaskan mekanisme yang benar agar hasilnya berkelanjutan dan tahan lama," tegasnya.
Gubernur Yulius juga mengapresiasi kolaborasi erat antara Pemerintah Daerah Sulut, Kementerian Kesehatan, dan instansi pusat lainnya, yang telah mempercepat proyek ini. Gubernur berharap gedung ini dapat rampung dalam enam bulan ke depan, sehingga segera memberikan manfaat bagi masyarakat luas di wilayah timur Indonesia.
Wakil Menteri Kesehatan dr. Benjamin Paulus Octavianus menggambarkan inisiatif ini sebagai langkah krusial dalam perang melawan kanker, yang kini menjadi salah satu penyebab kematian terbesar yang ada di Indonesia.
"Momentum ini adalah fondasi bagi layanan kanker masa depan. Fasilitas canggih harus dipadukan dengan program deteksi dini untuk mengobati pasien lebih awal dan meningkatkan tingkat kesembuhan secara nasional," jelasnya.
Data dari Kementerian Kesehatan sendiri menunjukkan bahwa kasus kanker di Indonesia terus meningkat, dengan lebih dari 400.000 kasus baru setiap tahun, dan wilayah timur sering kali tertinggal dalam akses teknologi medis mutakhir.
Acara ini turut dihadiri oleh Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI Misra Agus, serta sejumlah pejabat pusat dan daerah, menambah nuansa kolaboratif yang kuat. Pembangunan gedung ini, yang didanai melalui anggaran negara dan dukungan mitra, diharapkan tidak hanya menyediakan peralatan diagnosis dan terapi terkini, tetapi juga program pendidikan kesehatan untuk masyarakat, sehingga mendorong pencegahan dini.
(EL)