-->

Iklan

Ribuan Penerbangan AS Terganggu Akibat Shutdown Pemerintah, Trump: Demi Keselamatan

, November 09, 2025 WIB Last Updated 2025-11-10T07:26:43Z
Sulut1news.com, Manado – Krisis penutupan sebagian aktivitas pemerintah Amerika Serikat (AS) atau *government shutdown* yang masih berlangsung sejak 1 Oktober lalu, telah melumpuhkan lebih dari 10.000 jadwal penerbangan di seluruh negeri. Dampaknya tidak hanya dirasakan penumpang domestik, tetapi juga rute internasional, memicu kekacauan di bandara-bandara utama.

Berdasarkan data terkini dari situs pelacakan penerbangan FlightAware, sebanyak **7.954 penerbangan tertunda** dan **2.298 penerbangan dibatalkan** secara keseluruhan. Total, **10.252 jadwal penerbangan gagal beroperasi sesuai rencana**, menjadikan ini salah satu gangguan terbesar dalam sejarah penerbangan sipil AS akibat faktor non-alam.

Otoritas Penerbangan Federal (FAA) terpaksa memangkas layanan hingga **10 persen** karena ratusan petugas kunci, termasuk pengatur lalu lintas udara (*air traffic controller*), belum menerima gaji. Kondisi ini memaksa pengurangan kapasitas operasional demi menjaga standar keselamatan.

Presiden AS **Donald Trump** menegaskan bahwa langkah pengurangan tersebut adalah "keputusan sulit namun penting untuk menjamin keselamatan penuh bagi seluruh penumpang dan awak pesawat". Dalam pernyataannya, Trump juga menyebut *shutdown* ini bisa dimanfaatkan untuk "menghentikan program-program yang tidak lagi didukung Partai Republik".

*Shutdown* kali ini dipicu kegagalan Kongres AS menyepakati anggaran federal baru sejak tahun fiskal 2026 dimulai pada 1 Oktober 2025. Akibatnya, sembilan dari 15 departemen federal terhenti operasinya, termasuk layanan publik esensial.

Direktur Dewan Ekonomi Nasional **Kevin Hassett** pada 5 Oktober lalu memperingatkan, jika *shutdown* berlarut-larut, ekonomi AS berisiko kehilangan hingga **US$15 miliar per pekan** atau setara **Rp250 triliun**. Angka ini mencakup kerugian produktivitas, pariwisata, dan rantai pasok global.

Kondisi serupa pernah terjadi secara berkala di AS, namun dampak kali ini dinilai lebih luas karena melibatkan sektor transportasi udara yang menjadi tulang punggung mobilitas nasional. Ribuan penumpang terdampar, maskapai rugi miliaran dolar, dan ancaman PHK massal mengintai ratusan ribu pegawai federal.

Pemerintah AS kini berada dalam tekanan untuk segera mencapai kesepakatan bipartisan. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada tanda-tanda *shutdown* akan berakhir dalam waktu dekat.
(EL) 
Sumber: BeritaSatu.com, 
Komentar

Tampilkan

Terkini