Sulut1news.com, Belem – Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam aksi iklim global melalui pernyataan Utusan Khusus Presiden RI untuk Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, di Belem Climate Summit, Brasil, Jumat (7/11).
Dalam forum tersebut, Hashim menyampaikan kesiapan Indonesia untuk berkolaborasi dengan semua negara dalam mewujudkan aksi iklim yang nyata, inklusif, dan ambisius. "Indonesia tetap berkomitmen memperkuat aksi iklim nasional, dan siap bekerja sama dengan semua negara untuk mewujudkan aksi iklim yang nyata, inklusif, dan ambisius," tegasnya.
Pendekatan Indonesia terhadap aksi iklim, menurut Hashim, harus adil, inklusif, dan berpusat pada manusia. Visi ini sejalan dengan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yang telah mengumumkan alokasi 1,4 juta hektare hutan adat kepada masyarakat adat dan lokal dalam empat tahun mendatang. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat perlindungan lingkungan sekaligus memberdayakan komunitas lokal.
Indonesia juga menargetkan net-zero emission selambatnya pada tahun 2060, atau bahkan lebih cepat, sambil tetap menjaga pertumbuhan ekonomi berkelanjutan hingga 8 persen. Target ini tercermin dalam Second Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia, yang menargetkan pengurangan emisi hingga 1,2-1,5 gigaton karbon dioksida (CO2) pada tahun 2035.
Salah satu pilar utama strategi Indonesia adalah program Forestry and Other Land Uses (FoLU) Net Sink 2030, yang bertujuan mencapai pengurangan bersih emisi sebesar 92-118 juta ton CO2 pada tahun 2030. Program ini berfokus pada pengelolaan hutan dan lahan secara berkelanjutan, dan telah menunjukkan hasil positif. Indonesia berhasil mencatat penurunan tingkat deforestasi tahunan rata-rata hingga 75 persen sejak 2019, yang merupakan level terendah dalam dua dekade terakhir.
Selain hutan daratan, Indonesia juga berkomitmen untuk menjaga aset karbon biru yang sangat penting bagi mitigasi iklim global. Indonesia menyimpan sekitar 17 persen cadangan karbon biru dunia, setara dengan 3,4 gigaton CO2, yang berperan penting dalam ketahanan pesisir dan penyerapan emisi.
Pernyataan Hashim di KTT Belem ini menjadi bagian dari upaya global untuk mempercepat transisi energi dan perlindungan lingkungan. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memainkan peran strategis dalam upaya ini. Komitmen Indonesia diharapkan dapat mendukung target Paris Agreement, serta mendorong investasi hijau dan pembangunan berkelanjutan di tingkat nasional maupun internasional.
Redaksi Sulut1News