Sulut1News.com, Manado — Viralnya kondisi memprihatinkan fasilitas olahraga kolam renang Rano Wangun, Sario, Manado, dinilai bisa menjadi momentum bagi Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara untuk memperjelas arah dan komitmen kebijakan di bidang olahraga.
Pengamat Politik dan Pemerintahan Sulut, Taufik M. Tumbelaka, menilai bahwa pemerintah daerah perlu memiliki sikap dan kebijakan yang tegas dalam membenahi serta mengembangkan sarana olahraga di daerah.
“Setahu saya, pada pertengahan Juni 2025, Bupati Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) sudah lebih dulu melakukan pembenahan dan perbaikan kolam renang di Siau Timur. Itu langkah yang bagus,” ujar Tumbelaka.
Ia mengingatkan, kompleks kolam renang di Siau tersebut memiliki nilai sejarah penting karena pernah menjadi lokasi pertandingan renang dalam Pesta Olahraga Sulawesi Utara Tengah (POR Sulteng) pada Agustus 1963, saat Gubernur F.J. Tumbelaka masih memimpin Sulawesi Utara.
“Pada masa itu, olahraga dijadikan media memperkuat persatuan daerah pasca penyelesaian konflik Permesta tahun 1961. POR Sulut-Tengah dilaksanakan di Sangihe dan Siau, dan cabang renang digelar di Siau,” jelas Taufik, yang juga merupakan putra bungsu dari almarhum Gubernur F.J. Tumbelaka dan alumnus Fisipol UGM Yogyakarta.
Menurutnya, sejarah telah menunjukkan bahwa kegiatan olahraga sering kali menjadi instrumen politik pemersatu bangsa maupun daerah.
“Event olahraga kerap dijadikan media memperkokoh semangat persatuan. Olahraga bersifat universal, sama halnya dengan kesenian. Dari Olimpiade hingga PON, semuanya membangkitkan rasa kebangsaan melalui kompetisi yang sehat — bukan hanya fisik, tetapi juga mental,” papar pria yang akrab disapa Abang Taufik itu.
Lebih lanjut, Tumbelaka menegaskan bahwa perhatian terhadap fasilitas olahraga tidak boleh sekadar wacana. Ia mendorong Gubernur Sulut untuk melakukan inventarisasi menyeluruh terhadap seluruh sarana olahraga di provinsi ini, agar arah pembangunan olahraga menjadi lebih jelas dan terukur.
“Olahraga bukan hal baru bagi saya. Saat sekolah di Jakarta, saya pernah tergabung di dua klub olahraga, yakni klub renang Baruna di kolam renang Bulungan, dan klub atletik UMS di Stadion Utama Senayan. Semua itu berkat dorongan ayah saya. Jadi saya paham pentingnya pembinaan dan fasilitas yang memadai,” tutur Tumbelaka.
Ia juga mengingatkan agar dunia olahraga tidak disusupi kepentingan pribadi atau politik sesaat yang justru menghambat kemajuan pembinaan atlet di daerah.
“Gubernur perlu waspada terhadap oknum politikus yang seolah-olah peduli olahraga, tapi sebenarnya hanya ingin mengambil keuntungan pribadi atau mencari akses ke pejabat,” tegasnya.
Tumbelaka berharap, dari polemik yang muncul akibat kondisi kolam renang Rano Wangun, Pemerintah Provinsi Sulut dapat menjadikannya sebagai titik awal pembenahan sektor olahraga secara menyeluruh — baik dari segi fasilitas, kebijakan, maupun pembinaan prestasi.
“Momentum ini seharusnya menjadi pintu masuk untuk memperjelas arah kebijakan olahraga Sulut, agar olahraga tidak sekadar seremonial, tetapi menjadi kebanggaan dan kekuatan daerah,” pungkasnya.
(ELVIS)