Dalam kegiatan yang dilakukan, tim gabungan Densus 88 AT Polri dan Polda Sulut aktif memberikan imbauan kepada warga gereja, khususnya kalangan pemuda dan Panji Yosua GMIM, untuk tidak mudah terpancing oleh provokasi yang dapat memperkeruh suasana. Pesan ini disampaikan sebagai langkah preventif untuk mencegah eskalasi konflik yang tidak diinginkan.
"Kami mengajak seluruh elemen masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat untuk merapatkan barisan dalam mencegah terjadinya konflik di Desa Molompar dan Watuliney. Serahkan proses penegakan hukum kepada pihak berwajib, dan tetaplah menjadi pembawa damai di tengah situasi ini," ujar Kombes Pol. Iwan Setiawan, Koordinator Tim Densus 88 AT Polri dalam keterangan persnya.
Polda Sulut dan Polres Minahasa Tenggara telah menurunkan personel tambahan untuk memperkuat pengamanan di kedua desa tersebut. Langkah ini diambil untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dan mencegah terjadinya tindakan yang melanggar hukum.
"Kehadiran personel kepolisian di lapangan adalah untuk memastikan bahwa situasi tetap terkendali dan masyarakat dapat beraktivitas dengan tenang. Kami mengimbau agar masyarakat tidakPanik dan tetap tenang, serta segera melaporkan kepada pihak berwajib jika menemukan hal-hal yang mencurigakan," jelas AKBP. Indra Utama, Kabid Humas Polda Sulut.
Tim Densus 88 AT Polri dan Polda Sulut terus berkolaborasi untuk memantau perkembangan situasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan. Dengan sinergi yang kuat antara aparat keamanan dan partisipasi aktif dari masyarakat, diharapkan situasi Kamtibmas di Desa Molompar dan Watuliney tetap aman dan kondusif.
ELVIS
