Sebagai Ketua Komisi I DPRD Provinsi Sulut, Braien menekankan bahwa momen perayaan bukan hanya tentang libur panjang atau pesta, melainkan waktu untuk refleksi dan aksi nyata. "Natal harus dirayakan dengan mengedepankan nilai kasih, toleransi, dan solidaritas – menjadi momentum menumbuhkan empati terhadap sesama," ungkapnya di ruang kerjanya, Selasa (16/12).
Dekat Masyarakat, Bicara Sederhana Tapi Sarat Makna
Yang membedakan Braien sebagai tokoh milenial adalah pendekatannya yang inklusif dan komunikatif dalam arena kebijakan publik. Ia selalu berusaha lebih dekat dengan masyarakat, terutama generasi muda, dengan menyampaikan pesan yang sederhana, relevan, dan mudah dipahami.
Ia mendorong anak-anak muda untuk tetap aktif dalam pembangunan, menjaga persatuan, dan memanfaatkan tahun baru sebagai awal untuk berinovasi dengan energi positif. "Natal dan Tahun Baru harus menjadi simbol harapan dan tekad perubahan yang lebih baik – karena generasi muda adalah pilar masa depan," tegasnya.
Braien juga menegaskan bahwa kepemimpinan masa depan harus berakar pada nilai kemanusiaan, toleransi, dan kolaborasi lintas generasi. "Semangat milenial kita harus menjadi pesan kuat: harapan bangsa tumbuh dari kebersamaan, kepedulian, dan komitmen melayani masyarakat," katanya.
Luar Ranah Politik: Prestasi di Kuda Pacuan dan Langkah Menuju Pilgub
Tak hanya bersinar di ranah politik, Braien juga menunjukkan sisi lain sebagai sosok yang beragam. Ia acap terlibat dalam kegiatan non-politik, seperti kepemilikan kuda pacuan yang telah meraih prestasi di ajang regional – membuktikan semangat kompetitif yang juga bisa diterapkan di luar parlemen.
Sebelumnya, Braien juga pernah mendaftar sebagai calon wakil gubernur Sulut pada Pilgub, yang menjadi tanda jelas kesiapan generasi milenial untuk membangun daerah di level yang lebih tinggi.
Isu Krusial yang Diperjuangkan
Menurut catatan BeritaManado.com, Braien secara gigih menyuarakan sejumlah isu penting bagi Sulut, antara lain:
- Peran dan pemberdayaan pemuda sebagai pilar masa depan
- Dorongan pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) Kota Langowan untuk mempercepat pembangunan lokal
- Penanganan aspirasi publik terkait infrastruktur, air bersih, dan batas wilayah desa saat turun lapangan
- Kebijakan birokrasi profesional dengan penempatan ASN berdasarkan keahlian, bukan kedekatan pribadi
- Koordinasi antarlembaga untuk pencegahan premanisme agar peran anak muda lebih terarah
- Peningkatan nilai budaya lokal seperti Mapalus di Minahasa sebagai simbol persatuan
Dengan semangat milenial yang penuh semangat, Braien membawa harapan bahwa perayaan Natal dan Tahun Baru bisa menjadi titik awal perubahan positif yang lebih nyata bagi masyarakat Sulut. (Mars)
