-->

Iklan

Ketegangan Diplomatik Meningkat: Jepang Protes Keras Ancaman "Pemenggalan Kepala" Diplomat China Terkait Taiwan

, November 10, 2025 WIB Last Updated 2025-11-10T22:44:20Z
Sulut1news.com, Tokyo, Jepang – Hubungan antara Jepang dan China kembali memanas setelah seorang diplomat China melontarkan ancaman "pemenggalan kepala" secara daring terhadap Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi. Pemerintah Jepang, melalui juru bicara Minoru Kihara, telah mengajukan protes keras ke Beijing pada Senin (10/11/2025), menuntut penghapusan unggahan tersebut.
 
Ancaman tersebut muncul dari Konsul Jenderal China di Osaka, Xue Jian, melalui platform X pada hari Sabtu. Xue Jian mengancam akan "memenggal leher kotor itu tanpa ragu sedetik pun," sebagai respons terhadap pernyataan Takaichi mengenai potensi keterlibatan Jepang dalam mempertahankan Taiwan jika pulau tersebut diserang.
 
Takaichi sebelumnya menyatakan bahwa serangan bersenjata terhadap Taiwan dapat membenarkan Jepang mengirimkan pasukan berdasarkan doktrin "pertahanan diri kolektif". Ia menekankan bahwa situasi darurat di Taiwan yang melibatkan penggunaan kekuatan dapat mengancam kelangsungan hidup Jepang.
 
"Apa yang disebut sebagai kontingensi Taiwan telah menjadi begitu serius sehingga kita harus mengantisipasi skenario terburuk," tegas Takaichi, yang dikenal memiliki pandangan tegas terhadap China.
 
Pernyataan Takaichi ini merujuk pada undang-undang keamanan tahun 2015 yang memungkinkan Jepang untuk menggunakan hak bela diri kolektif dalam kondisi tertentu, termasuk ancaman terhadap kelangsungan hidup negara.
 
Menanggapi protes Jepang, Kementerian Luar Negeri China menegaskan kembali bahwa Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah China. Juru bicara Kementerian, Lin Jian, mendesak Jepang untuk "merenungkan kesalahan historisnya dalam masalah Taiwan" dan berhenti mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan separatis kemerdekaan Taiwan.
 
Takaichi sendiri menegaskan bahwa pernyataannya konsisten dengan sikap Tokyo sebelumnya dan menolak untuk mencabutnya. Namun, ia menambahkan bahwa di masa mendatang, ia akan menahan diri untuk tidak merujuk secara eksplisit pada skenario tertentu.
 
Insiden ini semakin memperburuk hubungan yang sudah tegang antara Jepang dan China, terutama terkait isu Taiwan. China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk merebut kembali pulau tersebut.
(EL)
Sumber: CNBC Indonesia 
Komentar

Tampilkan

Terkini