Disambut hangat oleh para pekerja migran yang akrab disapa "anak-anak Sulut", Ny. Anik menyapa langsung dan mendengarkan kisah-kisah inspiratif dari mereka. Suasana yang awalnya formal berubah menjadi penuh keakraban, diwarnai tawa, air mata, dan cerita perjuangan. Dari obrolan ringan tentang tantangan bahasa hingga diskusi serius soal hak-hak kerja, momen ini menjadi bukti nyata bahwa kehadiran seorang ibu bisa memberikan kekuatan dan semangat baru bagi mereka yang jauh dari tanah air.
"Saya datang bukan sebagai pejabat, tetapi sebagai ibu yang peduli. Melihat mereka sehat, mampu beradaptasi, dan bangga atas pencapaian mereka membuat hati saya lega," ujar Ny. Anik dengan penuh kehangatan. Ia secara langsung meninjau fasilitas tempat tinggal dan lingkungan kerja, memastikan semuanya memenuhi standar internasional demi kenyamanan dan keselamatan para pekerja. "Pemerintah Provinsi Sulut berkomitmen penuh mengawal mereka agar bekerja dengan nyaman, aman, dan terlindungi sepenuhnya," tambahnya.
Para pekerja migran berbagi kisah pribadi yang menyentuh hati. Seorang peserta magang asal Manado menceritakan bagaimana pengalaman ini tidak hanya meningkatkan keterampilan, tetapi juga membuka peluang karir global dan mengangkat derajat keluarga di Sulut. Remitansi yang mereka kirimkan turut mendongkrak perekonomian keluarga dan daerah. Ny. Anik menegaskan bahwa program ini, yang dikelola secara resmi melalui jalur pemerintah, telah memberdayakan ribuan warga untuk berkontribusi nyata dalam pembangunan daerah. "Mereka adalah duta Sulut yang membawa kebanggaan, dan kami harus memastikan hak mereka, termasuk kesehatan dan kesejahteraan, selalu terpenuhi," tegasnya.
Kegiatan Spiritualitas dan Penguatan Rohani
Kunjungan berlanjut ke sesi ibadah dan doa bersama di sebuah ruangan sederhana yang diubah menjadi tempat suci. Di sini, Ny. Anik bergabung bersama para pekerja dalam doa dan penguatan rohani, menciptakan suasana penuh syukur dan kekeluargaan. Nilai-nilai kekeluargaan Sulut yang kuat tetap terjaga, meski mereka berada di negeri asing. "Terima kasih kepada Bapak Gubernur dan seluruh dinas terkait yang membuka akses kerja internasional ini," ucap Ny. Anik, menyampaikan apresiasi atas perlakuan baik dari pemerintah dan perusahaan Jepang terhadap pekerja Indonesia.
Kunjungan ini merupakan bagian dari agenda pemantauan berkelanjutan Pemprov Sulut terhadap tenaga kerja di Jepang. Melalui komunikasi resmi dan monitoring kesehatan rutin, pemerintah berkomitmen memastikan tidak ada celah eksploitasi dan pelanggaran hak. Ny. Anik juga mengingatkan calon pekerja migran agar mengikuti prosedur legal dan menghindari risiko pekerjaan ilegal yang dapat membahayakan masa depan mereka.
Dengan pendekatan pemberdayaan dan human interest, kunjungan Ny. Anik tidak hanya mempererat hubungan Indonesia-Jepang, tetapi juga menginspirasi generasi muda Sulut untuk berani mengejar mimpi di kancah global dengan penuh tanggung jawab dan perlindungan. Para pekerja ini bukan sekadar tenaga kerja, melainkan pahlawan ekonomi yang membawa harapan baru dan membangun masa depan cerah bagi Sulawesi Utara.
ELVIS
