-->

Iklan

Masa Depan Suram Asia Akibat Krisis Iklim: Indonesia Terancam Kehilangan Ribuan Pulau

, Oktober 31, 2025 WIB Last Updated 2025-11-01T04:39:38Z
Sulut1news.com, Manado – Badan Meteorologi Dunia (WMO) mengeluarkan peringatan keras mengenai dampak perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan di Asia, termasuk Indonesia. Peningkatan suhu ekstrem, banjir dahsyat, dan ancaman tenggelamnya ribuan pulau menjadi gambaran masa depan yang suram jika tidak ada tindakan nyata untuk menekan krisis iklim.
 
Dalam laporan berjudul "State of the Climate in Asia 2023," WMO menyoroti percepatan perubahan iklim yang mengkhawatirkan di kawasan Asia. Peningkatan suhu permukaan, pencairan gletser, dan kenaikan permukaan laut terjadi dalam waktu yang sangat cepat. Asia kini menjadi wilayah yang paling sering dilanda bencana alam terkait cuaca di dunia, dengan tingkat pemanasan hampir dua kali lebih cepat dari rata-rata global sejak 1961-1990.
 
Sekretaris Jenderal WMO, Celeste Saulo, menyatakan bahwa laporan ini sangat menyadarkan semua pihak. Tahun 2023 tercatat sebagai salah satu tahun terpanas di Asia, dengan berbagai negara mengalami cuaca ekstrem seperti gelombang panas, kekeringan parah, badai, dan banjir besar. Dampaknya meluas ke sektor ekonomi, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia.
 
Tercatat 79 bencana hidrometeorologi terjadi di Asia sepanjang tahun 2023, dengan lebih dari 80% berupa banjir dan badai yang menewaskan lebih dari 2.000 jiwa dan mempengaruhi sembilan juta orang. Meskipun panas ekstrem meningkat tajam, laporan tersebut mencatat belum ada korban jiwa akibat gelombang panas di Asia, namun WMO memperingatkan risiko kesehatan jangka panjang akibat suhu tinggi yang terus meningkat.
 
Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (ESCAP), Armida Salsiah Alisjahbana, menekankan bahwa negara-negara rentan terkena dampak yang tidak proporsional. Ia mencontohkan Topan Tropis Mocha yang menghantam Bangladesh dan Myanmar pada 2023, menjadi topan terkuat di Teluk Benggala dalam satu dekade terakhir. "Peringatan dini dan kesiapsiagaan yang lebih baik telah menyelamatkan ribuan nyawa," tambahnya.
 
Namun, bahaya lain yang mengintai adalah kenaikan permukaan laut. WMO mencatat peningkatan Global Mean Sea Level (GMSL) antara Januari 1993 hingga Mei 2023 mencapai 3,4 ± 0,33 mm per tahun. Indonesia termasuk wilayah dengan laju kenaikan di atas rata-rata global, ditandai dengan warna kuning pada peta peringatan.
 
Temuan ini memperkuat laporan USAID tahun 2016 yang memprediksi 2.000 pulau kecil di Indonesia akan tenggelam pada 2050, mengancam lebih dari 42 juta penduduk di wilayah pesisir. PBB menegaskan bahwa tanpa langkah adaptasi dan mitigasi yang serius, negara-negara kepulauan seperti Indonesia akan menghadapi bencana iklim yang tak terelakkan, mulai dari kehilangan daratan hingga gelombang pengungsi iklim di masa depan.
 
Redaksi Sulut1News
Sumber: CNBC Indonesia
Komentar

Tampilkan

Terkini