Sulut1news.com, Manado - Di tengah ancaman lonjakan harga bahan pokok yang kerap membayangi perayaan akhir tahun, Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Yulius Selvanus mengambil langkah proaktif dengan melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Bersehati Kota Manado, Jumat (12/12/2025).
Kunjungan ini tidak hanya untuk memantau stabilitas harga, tapi juga menandai peluncuran resmi "Kios TPID Maju" – sebuah inisiatif inovatif yang diharapkan menjadi benteng pertahanan bagi masyarakat berpenghasilan rendah menghadapi inflasi musiman menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Dalam aksi cepat ini, Gubernur Yulius, didampingi oleh tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulut serta pejabat terkait dari Dinas Perdagangan dan Bulog, berkeliling pasar sambil berdialog langsung dengan para pedagang dan pembeli. Fokus utama adalah komoditas strategis yang sering mengalami gejolak harga saat hari raya, seperti beras, minyak goreng, telur ayam, daging sapi dan ayam, serta bumbu dapur khas Sulawesi seperti cabai rawit (rica) dan bawang merah.
"Saya ingin memastikan sendiri bahwa stok aman dan harga tidak melambung tak terkendali. Masyarakat Sulut harus bisa merayakan Natal dengan tenang, tanpa khawatir dompet jebol," ujar Gubernur Yulius di sela-sela peninjauan, menekankan bahwa komitmen pemerintah daerah untuk menjaga daya beli warga di tengah tekanan ekonomi global.
Puncak acara adalah peluncuran Kios TPID Maju, yang berlokasi strategis di jantung Pasar Bersehati. Kios ini bukan sekadar toko biasa tapi dirancang sebagai instrumen pengendali inflasi yang langsung menyentuh akar masalah. Melalui kerjasama dengan Bulog dan distributor utama, kios ini menyediakan bahan kebutuhan pokok dengan harga di bawah rata-rata pasar – seringkali hingga 20-30% lebih murah – untuk menstabilkan pasokan dan mencegah spekulan memanfaatkan momen libur.
"Ini adalah langkah intervensi nyata dari pemerintah provinsi. Jika harga di luar kios mulai naik, masyarakat punya alternatif aman di sini. Kios TPID Maju akan menjadi penyeimbang pasar, memastikan inflasi tetap terkendali," tambah Gubernur Yulius, yang pada kesempatan ini turut membagikan paket sembako murah kepada beberapa pembeli sebagai simbol peluncuran.
Inisiatif ini datang di saat yang tepat, mengingat data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tren inflasi pangan di Sulut cenderung meningkat hingga 5-7% menjelang akhir tahun akibat permintaan tinggi dan gangguan cuaca. TPID Sulut, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2015, telah memperkuat peranannya dengan pemantauan harian stok dan harga melalui aplikasi digital terintegrasi.
Respons masyarakat pun positif. Seorang pedagang beras di pasar, Ibu Maria, mengaku lega dengan kehadiran kios ini.
"Biasanya jelang Natal, harga cabai dan daging naik dua kali lipat. Sekarang ada kios murah, kami bisa bersaing sehat dan pembeli tidak kabur," katanya. Sementara itu, warga setempat seperti Bapak Toni, seorang buruh harian, berharap kios ini bisa diperluas ke pasar-pasar lain di Sulut untuk menjangkau lebih banyak keluarga.
Dengan peluncuran ini, Pemerintah Provinsi Sulut tidak hanya menunjukkan responsivitas terhadap isu ekonomi lokal, tapi juga model inovasi yang bisa ditiru daerah lain di Indonesia.
Langkah Gubernur Yulius ini diharapkan mampu menekan inflasi regional di bawah target nasional 3-5%, memastikan perayaan akhir tahun berjalan meriah tanpa beban finansial berlebih bagi masyarakat.
ELVIS