Yesus tidak mati karena kekalahan. Ia mati karena kasih. Ia tidak dikalahkan oleh salib, Ia memeluk salib itu sebagai jalan menuju kemenangan. Salib yang dulu menjadi simbol hukuman dan kutuk, kini menjadi lambang kemenangan iman, lambang kasih Allah yang tak terbatas bagi dunia. Dalam keheningan Jumat Agung, kita diundang untuk merenungkan betapa dalamnya kasih Kristus kepada manusia—kasih yang mengalahkan kebencian, kasih yang memilih menderita demi menyelamatkan yang hilang.
Sebagai manusia yang percaya, Jumat Agung bukanlah akhir cerita, melainkan awal dari kemenangan rohani yang sejati. Karena di balik kematian, ada kebangkitan. Di balik penderitaan, ada pengharapan. Dan di balik salib, ada mahkota kemuliaan. Inilah pengharapan besar bagi setiap jiwa yang percaya kepada Kristus: bahwa kematian tidak berkuasa lagi, karena Sang Juruselamat telah menaklukkannya dengan kasih dan ketaatan yang sempurna.
Redaksi mengajak segenap pembaca untuk menjadikan Jumat Agung sebagai momentum perenungan mendalam. Mari kita menilik kembali hati dan hidup kita, mengingat bahwa keselamatan bukan hasil usaha manusia, melainkan anugerah dari Allah yang begitu besar. Kiranya kasih Kristus yang tercurah di Kalvari menjadi inspirasi untuk hidup dalam pengampunan, kedamaian, dan pengharapan, serta menjadi terang dan garam di tengah dunia yang sering kali gelap dan kehilangan arah.
Jumat Agung adalah pesan kasih abadi dari Allah untuk umat-Nya. Sebuah panggilan untuk percaya, bertobat, dan hidup dalam damai-Nya. Dan bagi kita yang percaya, ini adalah hari kemenangan iman—hari di mana kasih menaklukkan segalanya.
Redaksi
sulut1news.com
0 Komentar