-->

Iklan

Studi Ungkap Operasi Disinformasi Rusia di Dunia Maya, Picu Kekhawatiran Global

, November 25, 2025 WIB Last Updated 2025-11-25T08:04:21Z

Sulut1News.com – Sebuah studi terbaru mengungkap dugaan operasi disinformasi berskala besar yang dijalankan pemerintah Rusia melalui jaringan Pravda, sebuah konsorsium media berbahasa Inggris yang berafiliasi dengan Kremlin. Temuan ini menimbulkan kekhawatiran global karena dianggap berpotensi mengguncang stabilitas informasi dunia.

Produksi Artikel Melonjak 4 Kali Lipat

Jaringan Pravda yang berdiri sejak 2014 mengalami peningkatan signifikan dalam produksi konten sepanjang setahun terakhir. Hingga Mei 2025, jaringan tersebut tercatat mempublikasikan sekitar 23.000 artikel per hari, naik hampir empat kali lipat dibanding tahun lalu yang hanya berada di kisaran 6.000 artikel per hari.

Lonjakan ini dinilai sebagai indikasi adanya upaya sistematis untuk membanjiri ruang digital dengan narasi pro-Kremlin.

ISD: 80% Kutipan Mengarah ke Media Pro-Kremlin

Lembaga kajian Institute for Strategic Dialogue (ISD) yang berbasis di Inggris menemukan bahwa ratusan situs dalam jaringan Pravda rutin menautkan artikel dari media pro-Kremlin. Dari ribuan artikel yang dianalisis, lebih dari 80% kutipan terbukti kembali ke jaringan tersebut, sehingga menciptakan kesan seolah-olah informasi itu kredibel dan banyak dijadikan rujukan.

ISD juga mencatat bahwa penyebaran konten di berbagai situs memudahkan artikel-artikel itu muncul di mesin pencarian serta dipelajari oleh model bahasa besar (large language models). Bahkan, konten tersebut dapat masuk ke platform yang sebelumnya menyatakan tidak mengutip Pravda.

Ekspansi Global Disinformasi

Pakar disinformasi internasional, Nina Jankowicz, memperingatkan bahwa jaringan Pravda tidak lagi hanya menyasar audiens berbahasa Inggris.

“Jaringan Pravda telah berkembang pesat selama setahun terakhir. Mereka menargetkan berbagai bahasa dan ingin hadir di berbagai negara,” jelasnya, dikutip dari The Guardian, Senin (24/11/2025).

Kekhawatiran Pengaruh ke AI Seperti ChatGPT dan Gemini

Selain itu, sejumlah pakar keamanan siber mengemukakan kekhawatiran bahwa banjir disinformasi tersebut dapat memengaruhi sistem kecerdasan buatan, termasuk ChatGPT dan Gemini. Dengan jumlah konten yang sangat besar, narasi pro-Rusia dikhawatirkan ikut masuk ke data pelatihan AI dan menghasilkan respons yang bias.

Sebuah studi yang dirilis awal tahun ini mencatat beberapa contoh nyata. Di antaranya, ada chatbot yang sempat memberikan respons yang menyatakan AS membangun senjata biologis di Ukraina atau Prancis memasok tentara bayaran ke Kyiv — narasi yang sejalan dengan propaganda Kremlin.

Redaksi Sulut1News

Komentar

Tampilkan

Terkini