Paus Fransiskus Meninggal Dunia di Vatikan pada Usia 88 Tahun, Pernah Kunjungi Indonesia dan Tinggalkan Jejak Mendalam

Sulut1News, Vatikan – Dunia berduka atas wafatnya pemimpin tertinggi Gereja Katolik dan kepala negara Vatikan, Paus Fransiskus, yang meninggal dunia pada Senin pagi (21/4) pukul 07.35 waktu setempat di Vatikan, Roma. Paus Fransiskus tutup usia pada 88 tahun setelah berjuang melawan penyakit bronkitis kronis yang sempat membuatnya dirawat intensif pada Februari lalu. Ia sempat menunjukkan pemulihan dan keluar dari rumah sakit pada 23 Maret, namun kondisi kesehatannya kembali menurun dalam beberapa pekan terakhir.

Pengumuman resmi disampaikan oleh Kardinal Kevin Farrell melalui siaran langsung Vatican TV yang juga dikutip oleh kantor berita internasional Reuters. “Kepada saudara sekalian, dengan kesedihan mendalam, saya harus mengumumkan meninggalnya Bapa Suci Paus Fransiskus pada pukul 07.35,” ucap Kardinal Farrell dengan nada penuh duka.

Paus Fransiskus, yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio, merupakan Paus pertama yang berasal dari Amerika Latin, tepatnya Argentina. Ia terpilih sebagai Paus ke-266 pada 13 Maret 2013 menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri.

Selama lebih dari satu dekade kepemimpinannya, Paus Fransiskus dikenal sebagai figur pemersatu dan sosok rendah hati yang menekankan pentingnya dialog lintas agama, keadilan sosial, serta perlindungan terhadap lingkungan. Gaya kepemimpinannya yang inklusif dan penuh kasih sayang menjadikan dirinya dicintai bukan hanya oleh umat Katolik, tetapi juga oleh masyarakat lintas agama di seluruh dunia.

Pernah Berkunjung ke Indonesia

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024 menjadi salah satu momen bersejarah yang sangat berkesan bagi masyarakat Indonesia, khususnya umat Katolik. Dalam lawatan pastoral tersebut, Paus disambut hangat oleh Presiden Joko Widodo serta ribuan umat yang memadati Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta. Ia juga sempat mengunjungi beberapa tempat ibadah lintas agama dan menyampaikan pesan perdamaian, toleransi, serta pentingnya menjaga kerukunan di tengah keberagaman.

Kehadiran Paus di Indonesia kala itu menjadi simbol kuat atas penghargaan Vatikan terhadap komitmen Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan beragama.

Warisan dan Pengaruh Global

Paus Fransiskus meninggalkan warisan besar berupa ajaran-ajaran yang menekankan belas kasih, perhatian terhadap kaum miskin, serta reformasi dalam tubuh Gereja Katolik itu sendiri. Ia juga dikenal vokal dalam isu-isu perubahan iklim dan perdamaian dunia, serta pernah menerima berbagai penghargaan internasional atas upayanya membangun jembatan antarbangsa dan antariman.

Dunia kini menanti proses konklaf, yakni pertemuan para kardinal dari seluruh dunia untuk memilih pengganti Paus Fransiskus. Umat Katolik dan masyarakat dunia mengenang sang Paus sebagai tokoh spiritual yang tidak hanya berbicara, tetapi juga memberi teladan melalui tindakan nyata.

Redaksi Sulut1News 

Posting Komentar

0 Komentar