Pada kesempatan ini Wagub Kandouw dalam sambutannya menganngkat Tri Logi Cipta, Rasa dan Karsa dimana cipta adalah kemampuan orang untuk berimajinasi yang membayangkan sesuatu diluar bentuk fisik, sedangkan Rasa adalah kemampuan hati yang menampung perasaan yang membuat hati ini merasa aman dan nyaman serta menyejukan dan Karsa adalah kemampuan orang untuk melakukan sesuatu hal.
"Jadi Cipta, Rasa dan Karsa semua ini muaranya adalah peradaban, termasuk disitu penopang peradaban ini adalah seni," urai Wagub Kandouw.
Wagub Kandouw juga menuturkan pusat-pusat peradaban dunia seperti di Mohenjo-Daro india, Eufrat dan Tigris di Irak, sungai Nil di Mesir, Yangtze sungai kuning di China sampai Sungai Bengawan Solo di Jawa Tengah adalah merupakan tempat mengukur secara empiris peradaban dunia dimana ternyata 75 persen mengukur peradaban dunia adalah seni.
"Jadi seni itu mencerminkan kebudayaan masyarakat setempat, semakin tinggi budaya-nya semakin dahsyat budaya-nya," tutur Wagub Kandouw.
Dia juga menuturkan kemenangan Nazi German waktu itu di bawah kepemimpinan Hitler adalah dengan melakukan propaganda dengan merubah main set masyarakatnya dengan Seni sebagai alat menyampaikan pada masyarakatnya.
"Singkat cerita saya mau sampaikan bahwa seni itu merupakan parameter peradaban tapi seni juga jangan disalagunakan marilah kita dalam kesempatan ini, torang puja, torang besarkan dan apresiasi seni dan torang pe budaya untuk meningkatkan torang pe peradaban, saya sangat cinta seni dan peradaban," ungkap Wagub Kandouw.
Turut hadir dalam kesempatan ini Rektor Unsrat Prof.Dr. Ir. Oktovian Berty Alexander Sompie, segenap sivitas akademika serta segenap pejabat Eselon II Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.
(ELVIS)
0 Komentar