Keberhasilan Simbolon meraih gelar doktor bukan sekadar pencapaian akademik. Baginya, ini merupakan langkah strategis untuk memajukan profesi wartawan di tengah tantangan era digital yang semakin kompleks. "Saya menuntut ilmu bukan hanya untuk gelar, tetapi untuk bekal mengembangkan dunia pers dalam menghadapi perubahan perilaku audiens, munculnya kecerdasan buatan (AI), dan adaptasi teknologi baru," tegas Simbolon.
Disertasi Simbolon menawarkan kontribusi signifikan pada bidang studi kinerja wartawan. Ia memperkenalkan digitalisasi media berbasis AI sebagai variabel mediasi, mengembangkan Teori Kinerja Campbell dengan pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dalam konteks jurnalistik digital berbasis AI. Penelitiannya juga mengungkap mekanisme pengaruh AI terhadap perilaku kerja wartawan, sebuah aspek yang belum terjelaskan dalam teori SDM klasik.
Lebih lanjut, Simbolon memperluas interpretasi determinan kinerja Campbell (pengetahuan, keterampilan, dan motivasi) menjadi lima variabel independen: motivasi berprestasi, kepemimpinan LMX, kompensasi, kecerdasan emosi, dan kompetensi. "Ini pendekatan baru dalam elaborasi determinan kinerja berbasis teori Campbell, menawarkan perspektif baru dalam memahami kinerja wartawan melalui lensa MSDM modern yang dipadukan dengan perkembangan teknologi digital," jelasnya.
Ke depan, Simbolon berkomitmen mengimplementasikan ilmunya untuk membangun dan memajukan organisasi PWI melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan. Ia berharap, pencapaian ini dapat berkontribusi pada pers nasional yang lebih baik, menjunjung tinggi etika jurnalistik, serta menjaga integritas dan kepercayaan publik. Simbolon menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung perjalanan pendidikannya hingga meraih gelar doktor.
(ELVIS)
0 Komentar