Presiden Prabowo Resmikan Proyek Baterai Listrik Terbesar Asia: Tonggak Sejarah Hilirisasi Indonesi

Sulut1news.com, Karawang, Jabar – Presiden RI Prabowo Subianto secara resmi menandai dimulainya pembangunan proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) terbesar di Asia di Karawang, Jawa Barat. Proyek ambisius ini, yang melibatkan investasi senilai US$5,9 miliar (sekitar Rp 6,04 triliun), merupakan hasil kolaborasi antara PT Aneka Tambang (Antam), PT Indonesia Battery Corporation (IBC), dan raksasa baterai asal Tiongkok, Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) – perusahaan patungan CATL, Brunp, dan Lygend.
 
Peletakan batu pertama proyek ini, yang berlokasi di Artha Industrial Hill (AIH) & Karawang New Industry City (KNIC), dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.  Kehadiran Presiden Prabowo Subianto sendiri menegaskan pentingnya proyek ini bagi masa depan Indonesia.
 
"Groundbreaking ini memiliki nilai sejarah dan strategis," tegas Presiden Prabowo.  Ia menekankan bahwa proyek ini merupakan wujud nyata dari cita-cita hilirisasi yang telah dirintis sejak era Presiden Soekarno dan terus digerakkan oleh Presiden Joko Widodo.  "Kerja sama dengan mitra Tiongkok ini merupakan terobosan luar biasa," tambahnya.
 
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa proyek ini merupakan kolaborasi strategis yang menggabungkan kekayaan sumber daya alam Indonesia (nikel, mangan, kobalt) dengan teknologi dan pasar dari Tiongkok.  "CATL, mitra kita dari Tiongkok, merupakan pemain baterai terbesar di dunia," ujar Bahlil.
 
Proyek ini terdiri dari enam usaha patungan (Joint Venture/JV), yang mencakup seluruh rantai pasok, dari hulu hingga hilir:
 
Hulu:
 
- JV 1: Pertambangan nikel PT Sumberdaya Arindo (SDA), dengan kapasitas produksi 13,8 juta wet metric ton (wmt) nikel.  (PT Antam 51%, CBL 49%).  Sedang beroperasi sejak 2023.
- JV 2: Smelter nikel RKEF PT Feni Haltim (FHT), kapasitas 88 ribu ton refined nickel alloy per tahun. (CBL 60%, PT Antam 40%).  Target produksi 2027.
- JV 3: Smelter nikel HPAL PT Nickel Cobalt Halmahera (HPAL JVCO), kapasitas 55 ribu ton MHP per tahun. (CBL 70%, PT Antam 30%). Target produksi 2028.
 
Hilir:
 
- JV 4: Produksi material baterai (katoda, kobalt sulfat, prekursor terner), kapasitas 30 ribu ton Li-hydroxide. (CBL 70%, PT IBC 30%). Target produksi 2028.
- JV 5: Pabrik sel baterai PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB), kapasitas 15 GWh/tahun (Fase 1: 6,9 GWh/tahun, beroperasi akhir 2026; Fase 2: 8,1 GWh/tahun, beroperasi 2028). (CBL 70%, PT IBC 30%).
- JV 6: Daur ulang baterai, kapasitas 20 ribu ton logam/tahun. (CBL 60%, PT IBC 40%). Target produksi 2031.
 
Proyek ini menandai langkah signifikan Indonesia dalam mengembangkan industri kendaraan listrik dan menegaskan komitmen negara untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok baterai global.  Dengan investasi yang besar dan kolaborasi internasional, proyek ini diproyeksikan akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia.
Redaksi Sulut1News 

Posting Komentar

0 Komentar