Sulut1news.com, Brussels, 31 Mei 2025 – Ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan mitra globalnya kembali membara setelah Presiden Donald Trump mengumumkan keputusan kontroversial untuk menggandakan tarif impor baja dari 25% menjadi 50%. Keputusan ini langsung menuai kecaman tajam dari Uni Eropa, yang memperingatkan bahwa langkah sepihak tersebut bisa memicu aksi balasan dan menggoyang kestabilan ekonomi global.
“Kami sangat menyesalkan pengumuman ini. Kenaikan tarif AS atas impor baja tidak hanya menambah ketidakpastian bagi ekonomi global, tetapi juga meningkatkan beban biaya bagi konsumen dan pelaku industri di kedua sisi Atlantik,” kata juru bicara Uni Eropa dalam pernyataan resminya yang dikutip NBC News, Jumat malam waktu Eropa.
Uni Eropa menyatakan tidak akan tinggal diam menghadapi kebijakan Trump. Setelah sebelumnya menunda tindakan balasan yang direncanakan pada 14 April demi memberi ruang negosiasi, kini blok 27 negara itu bersiap merespons keras.
“Komisi Eropa sedang menyelesaikan konsultasi mengenai langkah balasan yang diperluas. Jika tidak tercapai solusi yang saling menguntungkan, tindakan itu akan diberlakukan mulai 14 Juli atau bahkan lebih cepat,” ujar juru bicara tersebut.
Meski belum merinci bentuk tindakan, para analis memperkirakan Uni Eropa akan menargetkan sejumlah produk ekspor unggulan AS, termasuk barang-barang pertanian, otomotif, dan teknologi.
Tak hanya dari luar negeri, kebijakan ini juga mendapat kritik dari dalam negeri AS dan mitra dekat seperti Kanada. Serikat pekerja United Steelworkers (USW) menyebut keputusan Trump sebagai “serangan langsung terhadap industri dan pekerja Kanada.”
“Ribuan pekerjaan di Kanada terancam, dan masyarakat yang hidup dari industri baja dan aluminium kini berada dalam posisi rawan,” kata Marty Warren, Direktur Nasional USW untuk Kanada.
Bahkan sebagian pelaku industri AS sendiri mulai menunjukkan kekhawatiran bahwa tarif tinggi bisa menjadi bumerang, menaikkan biaya produksi dan memicu inflasi di sektor manufaktur.
Trump menyampaikan pengumuman tarif ini dalam sebuah kampanye di pabrik U.S. Steel di Pennsylvania, negara bagian kunci dalam pemilu. Ia menegaskan bahwa langkah ini diambil untuk melindungi pekerja dalam negeri dan menjanjikan tidak akan ada pemutusan hubungan kerja.
“Kita tidak akan outsourcing, tidak akan ada PHK. Ini tentang menjaga pabrik Amerika tetap hidup,” ujar Trump di hadapan ratusan pendukungnya.
Trump juga sempat menyinggung akuisisi U.S. Steel oleh Nippon Steel, namun menyatakan bahwa kesepakatan itu masih dalam tahap negosiasi dan harus memenuhi sejumlah syarat yang melindungi kepentingan nasional.
Namun, kebijakan tarif baru ini menghadapi tantangan hukum. Pengadilan Perdagangan Internasional AS baru-baru ini membatalkan sebagian besar tarif khusus yang diberlakukan Trump sebelumnya, dengan alasan bahwa presiden telah melampaui wewenangnya. Hal ini bisa menjadi hambatan bagi implementasi tarif baru jika gugatan hukum kembali diajukan.
Langkah Trump dikhawatirkan dapat memicu gelombang proteksionisme baru di tengah ketidakpastian ekonomi global pasca-pandemi dan ketegangan geopolitik. Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebelumnya telah memperingatkan bahwa perang tarif berulang dapat merusak rantai pasok global dan memperlambat pemulihan ekonomi.
Ekonom di Brussels dan Washington memperkirakan bahwa jika balasan Eropa diberlakukan dan negara lain turut mengambil tindakan serupa, maka harga logam industri akan melonjak, memukul sektor otomotif, konstruksi, dan alat berat secara global.
Keputusan Trump untuk menaikkan tarif baja menjadi 50% bukan hanya langkah ekonomi, melainkan manuver politik yang bisa berdampak luas pada hubungan dagang global, stabilitas industri, dan peta persaingan pemilu di dalam negeri AS. Dengan Uni Eropa yang kini bersiap mengambil langkah tegas, dunia bersiap menghadapi babak baru dalam perang dagang yang tak kunjung reda.
Redaksi Sulut1News
0 Komentar