Sulut1news.com, Beijing – Universitas Teknologi Pertahanan Nasional China (NUDT) telah berhasil mengembangkan drone ultra-mini yang menyerupai nyamuk, menimbulkan kekhawatiran sekaligus decak kagum di kalangan internasional. Drone pengintai ini, yang diungkap oleh CCTV 7, saluran militer resmi China, memiliki kemampuan siluman yang luar biasa, membuatnya hampir tak terdeteksi.
Dengan tubuh berwarna hitam, sayap halus menyerupai daun, dan tiga kaki, drone ini dirancang untuk misi pengintaian rahasia. Liang Hexiang, mahasiswa NUDT yang terlibat dalam pengembangan, menjelaskan kemampuan silumannya yang superior: "Robot bionik mini seperti ini sangat cocok untuk pengintaian informasi dan misi khusus di medan perang," ujarnya. Kemampuannya untuk menghindari deteksi radar membuatnya menjadi alat yang sangat efektif untuk pengumpulan intelijen.
Kemiripannya dengan lebah robotik dalam serial Black Mirror: Hated in the Nation telah memicu perdebatan di media sosial. Banyak yang menyoroti potensi bahaya teknologi ini, yang meskipun terlihat seperti mainan, dapat menjadi alat pengintaian paling berbahaya yang pernah ada.
Meskipun saat ini difokuskan untuk penggunaan militer, potensi aplikasi drone ini meluas ke berbagai sektor. Para pengembang membayangkan penggunaannya di bidang kedokteran, pertanian, dan bantuan bencana di lokasi yang sulit dijangkau manusia.
Namun, potensi penyalahgunaan teknologi ini menimbulkan kekhawatiran serius. Ahli pertahanan, Timothy Heath, memperingatkan kerentanan drone terhadap peretasan, yang dapat memungkinkan pencurian kata sandi atau data sensitif lainnya. Ada juga kekhawatiran tentang potensi penggunaan drone untuk menyebarkan agen biologis berbahaya atau bahan-bahan berbahaya lainnya, terutama jika dioperasikan secara otonom.
Pengembangan drone "nyamuk" ini menandai kemajuan signifikan dalam teknologi drone, namun juga menyoroti perlunya regulasi dan etika yang ketat untuk mencegah penyalahgunaan teknologi canggih ini. Pertanyaan tentang keamanan nasional dan implikasi etis dari teknologi ini akan terus menjadi perdebatan yang penting di masa mendatang. Perkembangan ini juga memicu diskusi global tentang perlunya standar internasional untuk mengatur pengembangan dan penggunaan drone militer, khususnya yang memiliki kemampuan siluman canggih.
Redaksi Sulut1News
0 Komentar