Sulut1news.com, Riyadh - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memulai kunjungan tiga hari ke negara-negara Teluk dengan sambutan megah dari Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MbS), di Bandara Internasional Raja Khalid, Riyadh, pada Selasa (13/5) waktu setempat. Kunjungan ini menandai langkah strategis AS untuk mempererat hubungan dengan mitra utama di kawasan Timur Tengah.
Presiden Trump disambut langsung oleh Pangeran MbS di landasan bandara dengan karpet ungu yang digelar khusus, diapit barisan kehormatan yang berdiri gagah. Upacara penyambutan ini merupakan penghormatan langka yang hanya diberikan kepada tamu-tamu terhormat, mencerminkan pentingnya hubungan bilateral AS-Arab Saudi.
Dalam pertemuan bilateral yang hangat, Trump menyampaikan optimismenya terhadap kerja sama kedua negara. "Saya benar-benar yakin kita sangat menyukai satu sama lain," ujar Trump dengan nada penuh keyakinan, disambut senyum ramah oleh MbS. Pertemuan ini diharapkan membahas isu-isu strategis, termasuk keamanan regional, kerja sama ekonomi, dan upaya stabilitas di Timur Tengah.
Kunjungan Trump ke Riyadh merupakan bagian dari agenda yang mencakup pertemuan dengan para pemimpin negara Teluk lainnya, dengan fokus pada penguatan aliansi melawan ancaman terorisme dan pengaruh geopolitik di kawasan. Arab Saudi, sebagai salah satu sekutu utama AS, diharapkan menjadi mitra kunci dalam mewujudkan visi Trump untuk "perdamaian melalui kekuatan" di Timur Tengah.
PKK Umumkan Pembubaran Setelah 40 Tahun Pemberontakan
Di sisi lain, kabar mengejutkan datang dari Turki. Partai Pekerja Kurdistan (PKK), kelompok yang selama 40 tahun terlibat dalam pemberontakan bersenjata melawan pemerintah Turki, mengumumkan pembubaran organisasi mereka pada awal pekan ini. Keputusan ini menandai akhir dari salah satu konflik bersenjata terpanjang di kawasan tersebut, yang telah menewaskan puluhan ribu orang sejak 1984.
Pengumuman pembubaran PKK ini memicu spekulasi mengenai masa depan hubungan antara pemerintah Turki dan komunitas Kurdi, serta dampaknya terhadap stabilitas regional. Meski demikian, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Turki mengenai langkah selanjutnya pasca-pembubaran ini.
Kunjungan Trump ke Arab Saudi dan pengumuman pembubaran PKK menjadi sorotan dunia, mencerminkan dinamika geopolitik yang terus berkembang. Di satu sisi, AS berupaya memperkuat aliansi strategis di Timur Tengah, sementara di sisi lain, berakhirnya pemberontakan PKK berpotensi membuka babak baru dalam hubungan Turki dengan komunitas Kurdi.
Kunjungan Presiden Trump akan berlanjut dengan agenda padat, termasuk KTT dengan para pemimpin Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) dan pembahasan inisiatif perdamaian di kawasan. Dunia kini menanti hasil dari diplomasi tingkat tinggi ini, yang dapat membentuk arah kebijakan global dalam beberapa tahun mendatang.
Redaksi Sulut1News
Kontributor: Tim Liputan Internasional
0 Komentar