Presiden Prabowo: Ada Upaya Memecah Belah Dirinya dengan Jokowi, tapi Hubungan Tetap Solid

Sulut1news.com, Surabaya - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengungkapkan bahwa ada pihak-pihak yang berusaha merusak hubungannya dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo. Namun, ia menegaskan bahwa relasi mereka tetap terjalin dengan baik. Pernyataan ini disampaikan Prabowo dalam acara Kongres ke-18 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), yang berlangsung digelar di Jatim International Expo (JIExpo) .

Kedatangan Presiden Prabowo dalam acara tersebut disambut hangat oleh Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, serta Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf. Kongres yang dihadiri lebih dari 7.000 peserta dari berbagai daerah di Indonesia ini menjadi ajang strategis dalam memperkuat peran Muslimat NU dalam pembangunan bangsa.

Prabowo Kenang Perjalanan dengan Jokowi

Dalam pidatonya, Prabowo berbagi kisah tentang awal perkenalannya dengan Joko Widodo, yang kini menjadi pendahulunya sebagai kepala negara. Ia menegaskan bahwa sejak awal, hubungan mereka dibangun atas dasar saling menghormati dan memiliki tujuan yang sama untuk memajukan Indonesia.

"Saya dan Pak Jokowi punya hubungan yang baik. Kami memiliki visi yang sama untuk bangsa ini. Namun, ada pihak-pihak yang ingin melihat kami terpecah, yang mencoba mengadu domba. Saya tegaskan, hubungan kami tetap solid," ujar Prabowo dalam pidatonya.

Pernyataan ini pun menjadi sorotan, mengingat dinamika politik yang terjadi setelah Prabowo terpilih sebagai Presiden RI menggantikan Jokowi. Isu perpecahan di antara keduanya kerap muncul, terutama menjelang transisi pemerintahan. Namun, Prabowo dengan tegas membantah dan menegaskan komitmennya untuk melanjutkan kerja sama dalam membangun bangsa.

Peran Strategis Muslimat NU

Kehadiran Presiden Prabowo dalam kongres ini sekaligus menjadi bentuk dukungan pemerintah terhadap peran strategis Muslimat NU dalam berbagai aspek kehidupan sosial, pendidikan, dan keagamaan di Indonesia. Organisasi yang memiliki jutaan anggota ini telah lama menjadi pilar penting dalam pemberdayaan perempuan serta menjaga nilai-nilai kebangsaan.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan harapannya agar pemerintah terus memberikan perhatian terhadap pemberdayaan perempuan, terutama dalam bidang pendidikan dan ekonomi.

"Muslimat NU akan selalu menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun bangsa, terutama dalam pemberdayaan perempuan dan keluarga," ujar Khofifah.

Prabowo: Persatuan Kunci Membangun Indonesia

Menutup pidatonya, Prabowo kembali menekankan pentingnya persatuan dalam membangun Indonesia yang lebih maju. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk Muslimat NU, untuk bersama-sama menjaga persatuan dan terus berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

"Indonesia akan kuat jika kita bersatu. Jangan biarkan ada pihak-pihak yang mencoba memecah belah kita. Mari kita bergandengan tangan untuk Indonesia yang lebih baik," tegasnya.

Dengan pernyataan ini, Prabowo menunjukkan sikapnya yang konsisten dalam menjaga hubungan baik dengan Jokowi serta komitmennya dalam membangun bangsa bersama berbagai elemen masyarakat, termasuk Nahdlatul Ulama.

(EL)

Posting Komentar

0 Komentar