Sulut1news.com, Manado – Pada umumnya petani cengkih di Sulawesi Utara sudah mulai merasakan dampak dari harga di pasaran turun drastis.
Diketahui sebelumnya pada awal musim panen raya pertengahan bulan Mei hingga Juni lalu, harga komoditas berupa emas, coklat, bisa tembus hingga Rp.130 ribu per kilo. Namun saat ini harga jual salah satu komoditi andalan di Sulawesi Utara tersebut mengalami penurunan cukup signifikan di angka Rp.80 ribu - Rp.90 ribu per kilo.
Kondisi ini dirasakan para petani khususnya petani cengkih karena tidak lagi seimbang dengan biaya perawatan hingga proses panen ditambah lagi dengan biaya buruh pemetik.
“Masyarakat hanya berharap kepada pemerintah segera cari solusi bagaimana mengatasi kondisi, permasalahan harga cengkih menurun drastis," kata salah satu petani yang kesehariannya bekerja sebagai petani cengkih yang sangat bergantung dari hasil panennya, bapak Welly asal Sonder Minahasa, Selasa (16/07/2024).
Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Sulut Braien Waworuntu mengatakan bahwa hal ini sudah sangat emergency, pemerintah harus segera berpijak mencari solusi.
“Kesejahteraan rakyat yang paling utama, dimana Pemerintah harus secepatnya mencari cara mengembalikan harga cengkih agar kembali normal,” tukas Pimpinan Komisi I DPRD Sulut.
Krisis harga cengkih ini menjadi tantangan besar bagi para petani di Sulut, terlebih di kabupaten Minahasa," sambung Braien.
Cengkih, adalah termasuk salah satu komoditas andalan masyarakat yang dapat berkontribusi di bidang perekonomian khususnya Sulawesi Utara. " " Hanya pemprov wajib menjawab hal ini,” tandas, politisi milenial." BW sapaan akrab. (Karel).
0 Komentar