Sulut1News.com, Manado – Gelombang protes masyarakat Sulawesi Utara terhadap PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Suluttenggo semakin membesar akibat pemadaman listrik yang terjadi secara terus-menerus tanpa pemberitahuan. Kondisi ini memicu kemarahan warga, mengganggu aktivitas sehari-hari, serta menghambat roda perekonomian daerah.
Pemadaman Listrik Parah di Kalawat, Aktivitas Warga Lumpuh
Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara, menjadi salah satu wilayah yang paling merasakan dampak pemadaman listrik. Pada hari Selasa (11/11/2025), aliran listrik di wilayah ini padam sejak pukul 11.00 hingga 17.00 WITA. Akibatnya, aktivitas warga lumpuh, kegiatan usaha terganggu, dan pelayanan publik terhambat.
"Kami tidak tahu kapan listrik padam dan kapan menyala lagi. Ini sangat mengganggu, apalagi bagi kami yang bekerja dari rumah atau punya usaha kecil," keluh seorang warga Kalawat dengan nada kesal.
Pemerintah Provinsi dan DPRD Sulut Turun Tangan
Menanggapi keluhan masyarakat, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara bergerak cepat untuk berkoordinasi dengan pihak PLN. Asisten II Sekdaprov Sulut, Denny Mangala, menyatakan bahwa Pemprov akan menindaklanjuti permasalahan ini agar tidak terus berlarut dan merugikan masyarakat.
"Setahu saya, kapasitas listrik kita di Sulut sebenarnya over. Tapi, apakah pemadaman ini disebabkan oleh kendala teknis dari PLN, nanti akan kita koordinasikan," jelas Mangala.
Tak hanya pemerintah, kalangan legislatif pun mulai bersuara. Wakil Ketua DPRD Sulut, Michaela Elsiana Paruntu (MEP), mengaku telah menerima banyak keluhan masyarakat dari berbagai daerah di Sulut terkait seringnya pemadaman listrik. MEP menegaskan bahwa DPRD Sulut akan menjadwalkan rapat dengar pendapat (hearing) dengan pihak PLN Suluttenggo dalam waktu dekat untuk meminta klarifikasi dan solusi konkret.
"Aspirasi masyarakat sudah kami terima. DPRD akan menjadwalkan PLN untuk hearing agar ada penjelasan dan langkah perbaikan," ujar MEP singkat.
Pelaku Usaha dan Pelayanan Publik Merugi
Pemadaman listrik yang terus terjadi tak hanya membuat aktivitas rumah tangga terganggu, tetapi juga menimbulkan kerugian bagi pelaku usaha dan instansi pelayanan publik. Pemilik toko dan pelaku UMKM di Kalawat mengaku kehilangan omzet akibat mesin pendingin dan peralatan produksi yang tak bisa digunakan selama berjam-jam. Sementara itu, beberapa fasilitas kesehatan terpaksa mengandalkan genset untuk tetap melayani masyarakat.
Harapan Warga Akan Solusi Nyata
Masyarakat Sulawesi Utara berharap koordinasi antara Pemprov Sulut, DPRD, dan PLN dapat menghasilkan langkah cepat dan konkret untuk mengatasi krisis listrik ini. Selain menuntut penjelasan terbuka, warga juga meminta PLN untuk meningkatkan transparansi dan komunikasi setiap kali ada pemadaman, baik melalui media sosial maupun saluran resmi lainnya.
"Kami hanya ingin kejelasan dan pelayanan yang lebih baik. Listrik ini kebutuhan pokok, bukan lagi kemewahan," tutur seorang warga dengan nada kecewa.
Pemadaman listrik yang berulang di Sulawesi Utara kini menjadi perhatian serius publik. Masyarakat menanti langkah tegas pemerintah dan PLN untuk memastikan suplai listrik kembali stabil demi mendukung aktivitas ekonomi dan kehidupan sehari-hari di daerah ini.
(Mars)