Sulut1news.com, Manado - Setiap 1 Mei, dunia merayakan Hari Buruh Internasional atau May Day, sebuah momen bersejarah yang melampaui sekadar hari libur. Tahun ini, jutaan pekerja di seluruh dunia kembali bersatu untuk menyuarakan aspirasi dan memperjuangkan hak-hak mereka, menuntut kondisi kerja yang lebih manusiawi.
Peringatan Hari Buruh berawal dari kerusuhan tragis di Haymarket, Chicago, pada 1886, ketika pekerja berjuang untuk jam kerja delapan jam sehari. Dalam aksi damai yang dihadiri Wali Kota Chicago, Carter Harrison, situasi berubah dramatis menjadi kekerasan, meninggalkan luka mendalam dalam sejarah. Peristiwa tersebut menggugah kesadaran global akan pentingnya hak-hak pekerja. Pada 1889, para sosialis dan serikat pekerja internasional menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh untuk mengenang perjuangan tersebut.
Hari Buruh bukan hanya tentang mengenang sejarah, tetapi juga menghormati para pejuang hak pekerja. Dari upah layak hingga lingkungan kerja yang aman, perjuangan mereka tetap relevan. Di banyak negara, May Day dirayakan dengan unjuk rasa, diskusi, dan perayaan yang mencerminkan semangat solidaritas.
Di era modern, tantangan baru seperti otomatisasi dan ketimpangan upah semakin mendesak. Hari Buruh 2025 mengingatkan kita bahwa perjuangan untuk keadilan masih berlangsung, dan kolaborasi antara pekerja, pemerintah, dan perusahaan sangat diperlukan.
Hari Buruh adalah panggilan untuk refleksi dan aksi. Mari hargai capaian masa lalu, seperti jam kerja delapan jam, sambil terus berjuang untuk dunia kerja yang lebih adil. Jadikan May Day 2025 sebagai momentum untuk memperkuat solidaritas dan mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi setiap pekerja.
Redaksi Sulut1News
0 Komentar