Sulut1news.com, Manado - Pasca peralihan Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Utara dari Hendro Satrio ke pimpinan baru, kondisi sejumlah ruas jalan nasional di wilayah Sulut, khususnya di Manado dan sekitarnya, terlihat semakin memprihatinkan. Kerusakan parah tanpa penanganan terlihat di beberapa titik yang mengancam keselamatan pengendara.
Lubang di Tengah Jalan, Ancaman Bagi Pengguna Kendaraan
Pantauan media ini, salah satu lokasi dengan kerusakan mencolok berada di Jalan AA Maramis, tepatnya di dekat sebuah bank di kawasan Paniki, Manado, menuju Bandara Sam Ratulangi. Beberapa lubang besar yang menganga di sana menjadi ancaman serius, terutama bagi pengendara sepeda motor.
"Bahaya sekali kalau pengendara motor tidak hati-hati, bisa jatuh atau mengalami kecelakaan," ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Tak hanya itu, jalur Ring Road Satu juga menyimpan tantangan serupa. Di dekat lampu merah pintu masuk tol Manado-Bitung, tepatnya menuju Jembatan Interchange Kairagi, jalan yang tidak rata dan penuh lubang membuat kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, mengalami guncangan keras.
“Saya kaget sekali, mobil tiba-tiba tersentak dan seperti mau terbang,” kata Manus, salah seorang pengendara, Sabtu (25/01/2025).
Lubang di Jalan Manado-Tomohon Menambah Daftar Masalah
Kondisi serupa terlihat di jalur Manado-Tomohon, tepatnya di depan sebuah showroom mobil di kawasan Kilometer 7, Winangun Atas. Sebuah lubang besar yang terus dialiri air menyebabkan banyak kendaraan tersentak saat melintas.
Dulu Cepat Tertangani, Kini Terabaikan
Menurut warga, di era kepemimpinan Hendro Satrio, masalah-masalah seperti ini cepat ditangani karena adanya anggaran pemeliharaan yang dikelola dengan baik. Namun, kepala balai yang baru dinilai kurang tanggap.
“Kalau dulu, hal kecil seperti ini langsung diperhatikan karena ada alokasi dana pemeliharaan. Sekarang, kesannya dibiarkan saja,” ujar seorang warga lainnya.
Konfirmasi Sulit, Respons Minim
Upaya media ini untuk mengonfirmasi pihak BPJN Sulut juga menemui kendala. Hingga berita ini diturunkan, Kepala Balai belum dapat memberikan tanggapan. Proses birokrasi di kantor tersebut dinilai terlalu berbelit, sehingga menyulitkan wartawan yang ingin mendapatkan informasi.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang komitmen dan transparansi BPJN Sulut dalam menangani infrastruktur jalan yang menjadi urat nadi aktivitas masyarakat. Apakah perlu menunggu korban jatuh terlebih dahulu sebelum kerusakan ini diperbaiki? Masyarakat berharap pihak terkait segera mengambil tindakan nyata.
(EL)
0 Komentar